PALEMBANG, Wisata religi di Palembang, Sumatera Selatan, ternyata menjadi daya tarik wisatawan hingga mancanegara untuk berkunjung. Palembang yang menjadi kota tertua di Indonesia ini ternyata memiliki Al Quran terbesar di dunia yang terletak di Jalan Mohammad Amin, Gandus, Kecamatan Gandus. Al Quran Al Akbar atau yang sering disebut Al Quran raksasa ini terbuat dari kayu tembesu dengan ukuran tinggi mencapai 15 meter. Setiap lembar halaman Al Quran berukuran 177cm x 140cm x 2,5 cm. Ada 30 juz dalam Al Quran raksasa tersebut yang diukir dengan pahatan berwarna emas khas Palembang. Selain itu, terdapat 630 halaman yang dilengakapi dengan tajwid serta doa khataman bagi pemula. Baca juga: Kisah Ponpes Tunarungu di Sleman, Baca Al Quran Dengan Bahasa Isyarat Al Quran ini resmi menjadi destinasi wisata religi di Palembang pada Senin, 30 Januari 2012, setelah diresmikan langsung oleh Presiden Susulo Bambang Yudhoyono. Pembuatan Al Quran raksasa ini pun menghabiskan dana Rp 2 miliar. Syarkoni pemandu wisata Al Quran raksasa mengatakan, sejak diresmikan menjadi destinasi wisata religi, wisatawan dari luar negeri, terutama Malaysia, selalu berkunjung ke sini untuk melihat kemegahan ayat suci Al Quran. Dalam sehari, setidaknya sekitar ada 500 wisatawan baik lokal maupun luar negeri datang berkunjung ke Al Quran rakasasa. “Biasanya mereka datang rombongan, paling banyak itu dari Malaysia, hampir setiap hari ,” kata Syarkoni kepada tim media al-ihsaniyah, Jum’at (22/11/2018).
Selain mejadi tempat wisata religi, Al Quran raksasa juga dijadikan masyarakat sekitar untuk mengadakan kegiatan lain, seperti tadarus, ceramah, shalat tarawih dan buka bersama di saat Ramadhan.
Pengunjung yang datang ke Al Quran raksasa ini pun dikenai tiket masuk dengan harga cukup murah. Untuk anak-anak dikenai Rp 15.000 dan dewasa Rp 20.000. Wisata ini dibuka dari hari Senin hingga Sabtu. Untuk hari libur saat ini ditutup sementara karena mengikuti aturan dari pemerintah. “Pengujung juga saat ini wajib menggunakan masker dan cuci tangan karena anjuran prokes. Mereka juga dibatasi masuk kalau di dalam penuh,” ungkapnya. Menurut Syarkoni, uang hasil tiket masuk itu digunakan untuk kegiatan sosial, seperti rehab lokasi bangunan, pengembangan pesantren serta berbagi kepada anak yatim piatu. “Niatkan kalau datang ke sini hanya untuk infak, karena uang tiket masuk semuanya digunakan untuk kegiatan sosial,” ujarnya.